Kerajaan Salakanegara atau Rajatapura ialah Kerajaan Hindu paling tua di Indonesia, dibangun tahun 130 Masehi di wilayah pantai Teluk...
Kerajaan Salakanegara atau Rajatapura ialah Kerajaan Hindu paling tua di Indonesia, dibangun tahun 130 Masehi di wilayah pantai Teluk Lada, Pandeglang, Banten. Raja pertamanya ialah Dewawarman. Raja terakhir ialah Dewawarman VIII terus tahta Kerajaan diwariskan ke menantunya, Jaya Singawarman (358 M). Jaya Singawarman lantas merubah nama Kerajaan menjadi Tarumanegara lalu memindahkan ibukotanya kea rah timur, sekarang wilayah Bekasi .
Pendiri Salakanagara, Dewawarman adalah duta keliling,
pedagang sekaligus perantau dari Pallawa, Bharata (India) yang
akhirnya menetap karena menikah dengan puteri penghulu setempat, sedangkan
pendiri Tarumanagara adalah Maharesi Jayasingawarman, pengungsi dari wilayah
Calankayana, Bharata karena daerahnya dikuasai oleh kerajaan lain. Sementara
Kutai didirikan oleh pengungsi dari Magada, Bharata setelah daerahnya juga
dikuasai oleh kerajaan lain.
Tokoh awal yang berkuasa di sini adalah Aki Tirem.
Konon, kota inilah yang disebut Argyreoleh Ptolemeus dalam
tahun 150, terletak di daerah Teluk Lada Padeglang. Adalah Aki
Tirem, penghulu atau penguasa kampung setempat yang akhirnya menjadi mertua
Dewawarman ketika puteri Sang Aki Luhur Mulya bernama Dewi Pwahaci
Larasatidiperisteri oleh Dewawarman. Hal ini membuat semua pengikut dan
pasukan Dewawarman menikah dengan wanita setempat dan tak ingin kembali ke
kampung halamannya.
Ketika Aki Tirem meninggal, Dewawarman menerima tongkat kekuasaan.
Tahun 130 Masehi ia kemudian mendirikan sebuah kerajaan dengan nama Salakanagara
(Negeri Perak)beribukota di Rajatapura. Ia menjadi raja pertama
dengan gelar Prabu Darmalokapala Dewawarman Aji Raksa Gapura Sagara. Beberapa
kerajaan kecil di sekitarnya menjadi daerah kekuasaannya, antara lain Kerajaan
Agnynusa (Negeri Api)yang berada di Pulau Krakatau.
Rajatapura adalah ibukota Salakanagara yang hingga tahun 362
menjadi pusat pemerintahan Raja-Raja Dewawarman (dari Dewawarman I -
VIII). Salakanagara berdiri hanya selama 232 tahun, tepatnya dari tahun 130
Masehi hingga tahun 362 Masehi. Raja Dewawarman I sendiri hanya berkuasa selama
38 tahun dan digantikan anaknya yang menjadi Raja Dewawarman II dengan gelar
Prabu Digwijayakasa Dewawarmanputra. Prabu Dharmawirya tercatat sebagai Raja
Dewawarman VIII atau raja Salakanagara terakhir hingga tahun 363 karena sejak
itu Salakanagara telah menjadi kerajaan yang berada di bawah kekuasaan
Tarumanagara yang didirikan tahun 358 Masehi oleh Maharesi yang berasal dari
Calankayana, India bernama Jayasinghawarman. Pada masa kekuasaan Dewawarman
VIII, keadaan ekonomi penduduknya sangat baik, makmur dan sentosa, sedangkan
kehidupan beragama sangat harmonis.
Sementara Jayasinghawarman pendiri Tarumanagara adalah menantu
Raja Dewawarman VIII. Ia sendiri seorang Maharesi dari Calankayana di
India yang mengungsi ke Nusantara karena daerahnya diserang dan
ditaklukkan Maharaja Samudragupta dari Kerajaan Maurya.
Di kemudian hari setelah Jayasinghawarman mendirikan Tarumanagara,
pusat pemerintahan beralih dari Rajatapura ke Tarumanagara. Salakanagara
kemudian berubah menjadi Kerajaan Daerah. Kerajaan Tarumanegara sendiri
diperkirakan di daerah Jasinga (bogor)
Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada
tahun 358, yang kemudian digantikan oleh putranya, Dharmayawarman (382-395).
Jayasingawarman dipusarakan di tepi kali Gomati, sedangkan
putranya di tepi kali Candrabaga (kali Bekasi).
Maharaja Purnawarman adalah raja Tarumanagara yang
ketiga (395-434 M). Ia membangun ibukota kerajaan baru pada tahun 397
yang terletak lebih dekat ke pantai. Dinamainya kota itu Sundapura--pertama
kalinya nama "Sunda" digunakan. Diperkirakan daerah itu sekarang
antara Jakarta – bekasi (sunda kelapa) daerah kekuasaan sunda yang banyak
ditumbuhi pohon kelapa.
Purnawarman berhasil menundukkan musuh-musuhnya. wilayah
kekuasaannya mencakup pula pantai Selat Sunda. menyebutkan bahwa di bawah
kekuasaan Purnawarman terdapat 48 raja daerah yang membentang dari Salakanagara
atau Rajatapura (di daerah Teluk Lada Pandeglang) sampai ke Purwalingga
(sekarang Purbolinggo) di Jawa Tengah. Secara tradisional Cipamali (Kali
Brebes) memang dianggap batas kekuasaan raja-raja penguasa Jawa Barat pada masa
silam.
Urutan Raja2 Tarumanegara adalah:
1. Jayasingawarman
2. Dharmayawarman
3. Purnawarman
4. Wisnuwarman
5. Indrawarman
6. Candrawarman
7. Suryawarman
8. Kertawarman
9. Sudhawarman
10. Hariwangsawarman
11. Nagajayawarman
12. Linggawarman
Pada masa Suryawarman tidak hanya melanjutkan kebijakan politik
ayahnya yang memberikan kepercayaan lebih banyak kepada raja daerah untuk
mengurus pemerintahan sendiri, melainkan juga mengalihkan perhatiannya ke
daerah bagian timur. Dalam tahun 526 M, misalnya, Manikmaya, menantu
Suryawarman, mendirikan kerajaan baru di Kendan, daerah Nagreg antara
Bandung dan Limbangan, Garut. Putera tokoh Manikmaya ini tinggal bersama
kakeknya di ibukota Tarumangara dan kemudian menjadi Panglima Angkatan Perang
Tarumanagara. Perkembangan daerah timur menjadi lebih berkembang ketika
cicit Manikmaya mendirikan Kerajaan Galuh dalam tahun 612 M.
Tarumanagara sendiri hanya mengalami masa pemerintahan 12 orang
raja. Pada tahun 669, Linggawarman, raja Tarumanagara terakhir, digantikan
menantunya, Tarusbawa. Linggawarman sendiri mempunyai dua orang puteri,
yang sulung bernama Manasihmenjadi istri Tarusbawa dari
Sunda dan yang kedua bernama Sobakancana menjadi
isteri Dapuntahyang Sri Jayanasa pendiri Kerajaan Sriwijaya. Secara
otomatis, tahta kekuasaan Tarumanagara jatuh kepada menantunya dari putri
sulungnya, yaitu Tarusbawa.
Kekuasaan Tarumanagara berakhir dengan beralihnya tahta kepada
Tarusbawa, karena Tarusbawa pribadi lebih menginginkan untuk kembali ke
daerahnya sendiri, yaitu Sunda yang sebelumnya berada dalam kekuasaan
Tarumanagara. Atas pengalihan kekuasaan ke Sunda ini, hanya Galuh yang tidak
sepakat dan memutuskan untuk berpisah dari Sunda yang mewarisi wilayah
Tarumanagara.
COMMENTS